Let me live like a child,
with the smile all day,
and the rainbow all night,
Let me cry in the shiny room,
with the golden tears,
and the dark dreams,
Let me go to my own hurt,
with the full bloody of sick,
and knife slices it,
Let me get my crimson joy,
with the angels arround,
and the heaven I on..
By Yuli Kusniawati
(March, 22nd 2009 : 8.08pm)
Jumat, 27 Maret 2009
Minggu, 22 Maret 2009
Kalau kau pasang telinga saat hujan mereda, akan kau dengar melodi Saraswati
Bila kau coba meraba dalam sesat dan hampa, kau kan rasakan lembut sang Laksmi
Saat mata kau tajamkan dalam malam paling gulita, adalah keindahan yang kau lihat dari Giri Putri
Ketika kau paksa diri bangkit dari sisa terakhir energimu, kau akan dapatkan hangat napas Dewi Sri
Dan
Jika kau tak lagi punya mimpi dan tempat bersandar, menyenandungkan semua kisah yang tak pernah siapapun tahu, sungguh kau kan temui aku di ujung penantianmu
7 Juli 2008
20.15
Aldes
Bila kau coba meraba dalam sesat dan hampa, kau kan rasakan lembut sang Laksmi
Saat mata kau tajamkan dalam malam paling gulita, adalah keindahan yang kau lihat dari Giri Putri
Ketika kau paksa diri bangkit dari sisa terakhir energimu, kau akan dapatkan hangat napas Dewi Sri
Dan
Jika kau tak lagi punya mimpi dan tempat bersandar, menyenandungkan semua kisah yang tak pernah siapapun tahu, sungguh kau kan temui aku di ujung penantianmu
7 Juli 2008
20.15
Aldes
Kemarin, sebuah serenada kucipta saat hujan mereda
Segores jingga ditinggalkan senja dalam beberapa bait liriknya
Kecupan angin mengubahnya dan percikan dari genangan menghidupkannya
Ia tengah menari saat aku teringat pada pelangi yang tak kasat mata
Langit membiru dan menggelap, membawa sepucuk dua pucuk awan yang menyimpan cahaya di balik mendungnya
Kutuliskan beberapa potong kata di ujung nada
Menjelmakan rasa dan asa yang lama disimpan jiwa
Serenadaku menari makin indah dan anggun seiring gulita yang makin menerpa
Ingin kupeluk ia erat dan mesra
(7 juli 2008, 20.58)
Aldes (ganteng)
Segores jingga ditinggalkan senja dalam beberapa bait liriknya
Kecupan angin mengubahnya dan percikan dari genangan menghidupkannya
Ia tengah menari saat aku teringat pada pelangi yang tak kasat mata
Langit membiru dan menggelap, membawa sepucuk dua pucuk awan yang menyimpan cahaya di balik mendungnya
Kutuliskan beberapa potong kata di ujung nada
Menjelmakan rasa dan asa yang lama disimpan jiwa
Serenadaku menari makin indah dan anggun seiring gulita yang makin menerpa
Ingin kupeluk ia erat dan mesra
(7 juli 2008, 20.58)
Aldes (ganteng)
CAN WE STILL BE FRIENDS?
Toddo Rundgren
We can’t play this game anymore, but
Can we still be friends?
Things just can’t go on like before, but
Can we still be friends?
We had something to learn
Nom it’s time for the wheel to turn
Things are said one by one
Before you know it’s all gone
Let’s admit we made a mistake, but
Can we still be friends?
Heartbreak’s never easy to take, but
Can we still be friends?
It’s a strange sad affair
Sometimes seems like we just don’t care
Don’t waste time feeling hurt
We’ve been through hell together
La la la la, la la la la
Can we still be friends?
Can we still get together sometime?
We awoke from our dream
Things are not always what they seem
Memories linger on
It’s like a sweet sad old song
Toddo Rundgren
We can’t play this game anymore, but
Can we still be friends?
Things just can’t go on like before, but
Can we still be friends?
We had something to learn
Nom it’s time for the wheel to turn
Things are said one by one
Before you know it’s all gone
Let’s admit we made a mistake, but
Can we still be friends?
Heartbreak’s never easy to take, but
Can we still be friends?
It’s a strange sad affair
Sometimes seems like we just don’t care
Don’t waste time feeling hurt
We’ve been through hell together
La la la la, la la la la
Can we still be friends?
Can we still get together sometime?
We awoke from our dream
Things are not always what they seem
Memories linger on
It’s like a sweet sad old song
Minggu, 15 Maret 2009
Smell Train
Untuk kesekian kalinya alarm ditelepon genggamku berbunyi, namun aku snoze dan snoze lagi. Hingga tepat pada pukul enam pagi aku baru benar-benar tersadar dari tidur malamku.
"ya ampun, telaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat!"
Ya begitulah kira-kira kegiatanku setiap pagi. Namun kali ini aku benar-benar terlambat. Cepat-cepat aku pergi mandi dan berangkat menuju stasiun kereta kecil di daerahku. Namun ternyata kereta yang akan kutumpangi terlambat datang karena mengalami kerusakan pada bagian mesinnya. Menambah keterlambatanku saja, padahal aku harus pergi ke kampus.
Setelah lima menit aku menunggu, terdengar suara yang keluar dari pengeras suara yang mengumumkan bahwa para calon penumpang Kereta Api Patas tujuan Bandung diharapkan masuk ke kereta Kahuripan sebagai kereta pengganti. Bagiku ini tidak adil, kereta Patas yang biasanya aku tumpangi adalah kereta Bisnis yang lumayan bersih dan "eksklusif" untuk para pengguna kereta lokal harus diganti dengan kereta ekonomi yang datang dari kediri menuju padalarang.
Dengan sangat terpaksa akupun menaiki kereta tersebut, tak apalah, daripada aku terlambat sampai di kampus. Ini untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku dikereta ini. Kesan pertama yang aku dapat adalah "bau..", ya maklumlah didalamnya terdapat orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dari Kediri menuju Bandung kurang lebih selama 17 jam. Jadi terhembuslah aroma-aroma yang yang kurang enak untuk dicium. Tapi bukan hanya itu saja, mereka juga melepaskan sepatu dan kaos kaki mereka diatas kursi, juga mengangkat kaki mereka yang pastinya bau, ke atas kursi yang menambah bau keadan sekeliling.
Sebenarnya bau tersebut dapat diminimalisir bila para pengguna kereta bisa lebih menjaga sikapnya. Salah satunya mereka harus menjaga sopan-santunnya agar tidak mengangkat kaki mereka keatas kursi tempat duduknya.***
By Yuli Kusniawati
"ya ampun, telaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat!"
Ya begitulah kira-kira kegiatanku setiap pagi. Namun kali ini aku benar-benar terlambat. Cepat-cepat aku pergi mandi dan berangkat menuju stasiun kereta kecil di daerahku. Namun ternyata kereta yang akan kutumpangi terlambat datang karena mengalami kerusakan pada bagian mesinnya. Menambah keterlambatanku saja, padahal aku harus pergi ke kampus.
Setelah lima menit aku menunggu, terdengar suara yang keluar dari pengeras suara yang mengumumkan bahwa para calon penumpang Kereta Api Patas tujuan Bandung diharapkan masuk ke kereta Kahuripan sebagai kereta pengganti. Bagiku ini tidak adil, kereta Patas yang biasanya aku tumpangi adalah kereta Bisnis yang lumayan bersih dan "eksklusif" untuk para pengguna kereta lokal harus diganti dengan kereta ekonomi yang datang dari kediri menuju padalarang.
Dengan sangat terpaksa akupun menaiki kereta tersebut, tak apalah, daripada aku terlambat sampai di kampus. Ini untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku dikereta ini. Kesan pertama yang aku dapat adalah "bau..", ya maklumlah didalamnya terdapat orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dari Kediri menuju Bandung kurang lebih selama 17 jam. Jadi terhembuslah aroma-aroma yang yang kurang enak untuk dicium. Tapi bukan hanya itu saja, mereka juga melepaskan sepatu dan kaos kaki mereka diatas kursi, juga mengangkat kaki mereka yang pastinya bau, ke atas kursi yang menambah bau keadan sekeliling.
Sebenarnya bau tersebut dapat diminimalisir bila para pengguna kereta bisa lebih menjaga sikapnya. Salah satunya mereka harus menjaga sopan-santunnya agar tidak mengangkat kaki mereka keatas kursi tempat duduknya.***
By Yuli Kusniawati
Selasa, 10 Maret 2009
My nose is so green!
Aaaaargh!
My nose is so green,
Grass is grow up there,
And also the trees.
Like a garden in the cities.
No!
Because I'm gotting flu.
Sro0o0o0o0o0o0o0t..
He,,
By. Yuli Kusniawati
My nose is so green,
Grass is grow up there,
And also the trees.
Like a garden in the cities.
No!
Because I'm gotting flu.
Sro0o0o0o0o0o0o0t..
He,,
By. Yuli Kusniawati
Rabu, 04 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)