Minggu, 31 Mei 2009

Kuburan, Hujan

by rani aldes saribanon

Suatu ketika hujan ramah menyapa
Kala itu malam belum larut
Aku belum ingin terpejam
Namun mimpi menjelma
Kutengok
Hanya ada aku dan kau di dalamnya
Tak berucap tak berpandangan
Duduk bersebelahan tanpa gerakan
Hujan berubah garang
Kau dan aku merinding ketakutan
Namun masih tanpa suara tanpa niat berkata
Sesaat setelah hujan mereda
Gerimis ciptakan riak di atas genangan
Ingin sungguh kuulurkan tangan padamu
Mengajakmu menari atau sekadar tersenyum
Namun aku hanya berani menunduk
Berpandangan dengan pantulan di kubangan
Sayangnya, kau pun lakukan yang sama

(kapankah kiranya kita kembali saling mengenal?)

Minggu, 03 Mei 2009

Maria termenung di bawah angkasa
Pandangnya simpan ribuan tanya 
Tentang dunia, cinta, dan semua hal yang buatnya gulana
Dia mampu tangkap jutaan tawa dan kata
Semua bercerita tentang hal nyata
Dalam jiwanya bergolak nada-nada
Entah kenapa terasa begitu maya
Bintang dan langit malam tampak hampa
Tiba-tiba yang terpikir hanya mengenai samudera
Samudera sehitam arang dan jelaga
Merasuki tiap titik hatinya
Duapuluhtujuh hari dalam istana
Duapuluhtujuh hari dalam cahaya
Tapi duapuluhtujuh hari dalam gamang rasa

Maria punya cita-cita
Di lisan sederhana saja
Dia mau bisa bahagia
Tanpa buaian dosa

Maria...
Maria kambali buka mata
Lantunkan semua keinginan dalam doa
Hening damai hatinya berkata
Tulus pasrah curahkan semua asa
Siapa tahu Tuhan masih bersedia
Ulurkan tangan pada Maria yang menghamba
Beri bantuan gapai mimpinya

Maria masih menunduk dalam pedihnya jiwa

Berharap Tuhan masih bersedia

(aldes)